SUKOHARJO – Memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah di zaman milenial ini sangat dibutuhkan. Karena dalam perkembangan ini hampir semua masyarakat menggunakan gawai yang didalamnya sebagaian besar memiliki media sosial.
Diskusi itulah yang menjadi bahasan dalam acara “Bukan Sembarang Content” yang diselenggarakan oleh Lajnah Dakwah bekerjasama dengan Lajnah Muslimah di Otsmani Coffe Arafah Square, Sabtu (12/3/2022).
Hadir dua pembicara dalam kegiatan tersebut Ranu Muda (Tim Media DSKS) dan Cahya Putra Pamungkas (Tim Media Masjid Muslim United Yogyakarta).
Dalam pemaparannya Ranu Muda berharap agar para remaja memanfaatkan media sosial sebagai sarana mengajak kebaikan.
“Saat ini semua orang memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan kepentingannya. Menjadi masalah jika konten tersebut berisi materi yang melanggar norma agama seperti, judi, pornografi ataupun fitnah terhadap Islam sendiri. Sebagai generasi milenial wajib untuk cerdas dalam memilih konten dan peduli dengan membuat konten yang kreatif,” ujarnya.
Lanjut Ranu, saat ini dunia internet telah menjadi pembuka masyarakat dalam memilih informasi yang sehat. Namun, belum banyak para dai ataupun aktivis Islam yang mampu membuat konten dakwah yang kreatif sehingga mampu menarik masyarakat pada umumnya.
“Belum banyak yang menggarap ladang media untuk sarana dakwah,” tambahnya.
Selain kreatif dalam membuat konten, Ranu juga berharap agar para remaja saat ini juga peduli tentang media Islam. Jujur saja saat ini umat Islam di Indonesia mayoritas namun dalam hal media umat Islam seolah menjadi minoritas. Sebagai contohnya saat ada media yang memfitnah tokoh, ulama atau agama Islam kita tidak bisa berbuat apa-apa karena sampai saat ini di Indonesia belum ada media Islam yang bersar, profesional yang disegani oleh penguasa.
Hal ini tentunya sangat miris sekali. Sisi lain musuh-musuh Islam bergandengan tangan menggelontorkan dana triliunan untuk membuat media besar yang tujuannya tak lain adalah untuk memadamkan cahaya Islam.
Senada dengan Ranu Muda, Cahya Putra juga berharap para pemuda Islam agar tidak gagap teknologi.
Namun kita harus hati-hati dalam membuat konten jangan sampai hanya mengejar trend (selera pasar) namun malah mengurangi materi dakwah dan tidak dapat diterima pesan tersebut oleh masyarakat.
Cahya juga berpesan agar para remaja Muslim juga harus paham apa itu media, berikut syarat dalam penulisan seperti 5W+1H. []