Oleh. Dr. Mulyanto Abdullah Khoir
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
أَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا أَنْ تُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيلِ السَّعَادَةِ وَرِضَاهُ وَتَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِى عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. أَمَّا بَعْدُ.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Sesungguhnya tiada kalimat yang paling utama kecuali kalimat syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan taufik dan hidayah-Nya. Kita bersyukur sepenuh hati dengan mengagungkan seraya memohon perlindungan dan pertolongan-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Muhammad SAW, keluarga dan orang-orang tsiqoh menempuh jalannya.
Doa adalah senjata seorang mukmin. Permohonan seorang hamba kepada Rabbnya sebagai bukti mereka adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. Al Mukmin [40]: 60).
Sesungguhnya orang yang tidak mau memohon kepada-Nya termasuk orang-orang yang menyombongkan diri. Dirinya merasa kuat, tidak perlu pertolongan Allah SWT. Celakalah jika manusia memiliki keyakinan tersebut.
Karena itu, Allah memerintahkan agar kita memohon dengan merendahkan diri dan lemah lembut. Allah SWT berfirman:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ. وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ.
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf [7]: 55-56).
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Dholim (ظُلْمٌ) adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Atau melakukan sesuatu yang keluar dari jalan kebenaran. Lawan kata dholim adalah adil.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dholim diartikan dengan bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil dan kejam. Karena itu, Islam melarang berbagai bentuk kedholiman tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT.:
أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dholim. (QS. Hud [11]: 18).
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Pertama: Ada orang dholim kepada Rabb-nya yaitu dengan berbuat kesyirikan atau menyekutukan Allah, menduakan Allah dengan yang lainnya. Hal ini sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS. Lugman [31]: 13).
Kedua; ada orang yang dholim terhadap diri sendiri yaitu mengotori dirinya dengan berbagai dosa dan kemaksiatan. Termasuk dholim terhadap diri sendiri adalah tidak mau bersyukur atas pemberian Allah, senantiasa kufur dan ingkar seraya penuh kesombongan dan kecongkakan. Padahal semua yang dilakukan akan merugikan diri mereka sendiri, tidak sedikitpun Allah SWT dirugikan dengan perbuatan dholim hamba-Nya. Allah berfirman:
وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al Baqarah [2]: 57)
Ketiga: ada pula orang yang dholim terhadap sesama manusia seperti menyinggung kehormatan, menyakiti tubuh dan hatinya, mengambil harta orang tanpa alasan yang benar, tidak memberikan hak-haknya dan lain-lainnya.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Di antara kedholiman terhadap sesama makhluk adalah kedholiman yang dilakukan seorang penguasa atau pemimpin terhadap rakyatnya.
Imam Al Ghazali dalam masalah kedholiman terhadap penguasa atau pemimpin membagi dalam tiga macam. Pertama: Dholim terhadap kehormatan dan hak-hak manusia. Kedua: Dholim terhadap harta benda rakyat. Ketiga: Dholim terhadap jiwa rakyat.
Dholim terhadap kehormatan dan hak-hak manusia seperti tidak menjaga harga diri dan kehormatan rakyatnya, membuat aturan yang menyengsarakan rakyat, tidak adil dalam menyelesaikan masalah dan lainnya.
Sedangkan perbuatan dholim terhadap harta benda rakyat adalah dengan merampas hak milik rakyatnya, korupsi, suap dan berbagai bentuk pengambilan hak yang tidak halal hanya untuk pentingan penguasa dan orang-orang terdekatnya.
Sedangkan dholim terhadap jiwa rakyatnya adalah dengan menumpahkan darah rakyatnya tanpa hak, berbuat semena-menena, kasar, kejam dan bengis kepada orang-orang yang tidak disukainya tanpa ada rasa keadilan.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Model kedholiman pemimpin terhadap rakyat seperti tersebut di atas juga sangat di cela dalam Islam, karena itu berhati-hatilah terhadap segala bentuk kedholiman.
Jika ada orang terdholimi, maka dia harus meminta kehalalan atas apa yang dilakukan sehingga kelak tidak ada qishos darinya. Jika tidak, orang-orang yang berbuat dholim akan ditambahi dan diambilkan dosa-dosa orang-orang yang didholimi. Hal ini sebagaimana hadits RAsulullah SAW:
مَنْ كَانتْ عِنْدَه مَظْلمَةٌ لأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيتَحَلَّلْه ِمِنْه الْيَوْمَ قَبْلَ أَلَّا يكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ، إنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمتِهِ، وإنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سيِّئَاتِ صاحِبِهِ، فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang berbuat dholim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal salih, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kedholiman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia dholimi itu dibebankan kepadanya.” (HR Bukhori).
Allah SWT. juga mengancam dengan firman-Nya:
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang telah berbuat zalim kepada manusia dan telah melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka akan mendapat azab yang pedih”. (QS. Asy-Syuro [42]: 42).
Allah juga akan membalas sekecil apapun kedholiman yang dilakukan manusia sesuai dengan kadar perbuatannya dengan balasan yang buruk. Allah SWT berfirman:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al Zalzalah [99]: 7-8)
AllahSWT. pula tidak lalai terhadap orang-orang yang dholim, hal ini sebagaimana firman-Nya:
وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأَبْصَارُ مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لاَ يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءوَأَنذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُواْ رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُواْ أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍ وَسَكَنتُمْ فِي مَسَـاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الأَمْثَالَ
Dan janganlah sekali-kali kamu Wahai (Muhammad) mengira bahwa Allah lengah, lalai, terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepeda mereka sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
Mereka datang bergegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip, hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azhab kepada mereka, maka berkatalah orang yang zalim:”Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan-Mu dan akan mengikuti Rasul-Mu.
(Dikatakan kepada mereka): ”Bukankah kamu telah bersumpah dulu (di dunia), bahwa sekalipun kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan”.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Maka berhati-hatilah doa orang-orang terdholimi karena doanya tidak akan tertolak oleh Allah SWT. Rasulullah SAW. bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan ; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya. (HR. Abu Daud).
Berhati-hati pulalah dengan doa orang-orang terdholimi ketika tidak ada hijab (penutup) antara dia dengan Rabb-nya. Rasulullah SAW. bersabda:
اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Berhati-hatilah kamu terhadap doa orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalang. (HR. Bukhori).
رَبّنَا آتِنَا فِى لدُّنْيَا حَسَنَة وَفِى الاَخِرَةِ حَسَنةَ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبحَانَ رَبّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عِلىَ الْمُرْسَليْنَ والْحَمْدُ للهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليَقِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِينَ، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِنَ، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Doa orang yang terdholimi adalah peringatan dan ancaman keras bagi para pelaku kedholiman baik individu, kelompok maupun penguasa dan pemimpin. Yang yang terdholimi tidak mampu berbuat apa-apa. Tidak kuasa untuk membalas, kecuali hanya rintihan dan suara lirih memohon kepada Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Pembalas.
Maka berhati-hatilah, karena antara dirinya dengan Allah tidak ada hijab. Sumpah, cacian dan kata-kata buruk yang terlontar dari lesannya akibat kedholiman yang didapatkannya adalah doa yang didengar Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. An-Nisa [4]: 148).
Semoga kita terhindar dari berbagai bentuk kedholiman. Baik sebagai pribadi, kelompok maupun sebagai orang yang memimpin dengan amanah yang diberikan untuk berbuat adil dan tidak berbuat dholim kepada siapapun yang dipimpinnya. Amien.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَآأّيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مَاَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرِاهِيْمَ, وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتْ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَاَمْوَاتِ.أَللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُبِكَ مِنَ الشَرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَالَمْ نَعْلَمْ.
اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بأسْمَاعِنا وَأَبْصَارِنَا وقُوَّتِنَا مَا أحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الوارثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
