SUKOHARJO-Dewan Syariah Kota Surakarta bekerjasama dengan pengurus Masjid Iska menyeleggarakan acara Surq Barakah, Jumat (6/9). Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan jamaah yang berasal dari Soloraya.
Hadir sebagai pembicara Ustadz Syihabuddin Abdul Muis, dalam ceramahnya dibahas mengenai fitnah akhir zaman.
Kita akan merenungkan eksistensi sebuah jamaah ibarat saat ini adalah tsunami maka yang selamat adalah yang mempunyai kapal. Sebagai contohnya adalah saat khilafah Turki Utsmani hingga berpecah-pecah menjadi kecil.
“Saat sekarang kita tidak berdiam diri namun mempersiapkan sekoci kecil agar tidak tenggelam. Inilah konsep sebuah keselamatan,”ujarnya.
Diakhir zaman itu logika terbalik, Ustadz Syhab membaginya ke beberapa fase.
Fitnah ikhtilas adalah sesuatu yang sangat tersembunyi, sebuah program yang terlihat namun aslinya bukan yang tampak. Sebagaj contoh terjdinya industrialisasi Eropa untuk mengeksploitasi barang-barang di negara Islam seperti minyak dan bahan energi. Ini masuk pada masa terjadi peperangan dan pengusiran.
Kedua Fitnah Syara yakni tersembunyi terjadi kesepakatan rahasia seperti pemerintah Indonesia dengan Inggris terkait pembagian wilayah dengan tujuan untuk melepaskan diri dari Khilfah Turki.
Berikutnya adalah Fitnah Dhuhaimah yang berarti orang awam membunuh menurunkan memenjara pembesar-pembesar. Seperti yang dilakukan oleh komunis di Indonesia terjadi pada tahun 1948 dan 1965.
Terkahir Fitnah buta dan tuli, yaitu umat Islam dipimpin oleh non Muslim dengan dalih ekonomi dan pendidikan .
Apa yang harus dilakukan Ustadz Syihab memberikan nasehat seperti hadits Rasulullah “Jaga lisanmu, tetaplah tinggal di rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu.”
“Dirikan pesantren, masjlis taklim, rumah quran. Kita tumbuh tidak menggangu kita tumbuh tidak terganggu,”katanya.
Usai mendengarkan ceramah, para jamaah disajikan saparan soto gratis dengan beberapa lauk pendukung. []